Senin, 24 November 2008

POHON CINTA ( untuk istriku )

"POHON CINTA" hanya akan sempurna,:
jika berakar "kesetiaan",
Berantai "kejujuran",
Berdaun "Kasih Sayang",
Bertangkai "Perhatian" .

Baru akn berbunga " Kerinduan "
dan berbuah dengan rasa " Saling Percaya ",
Disirami air mata kebahagiaan.

Tapi akan lebih sempurna
jika di pupuk dengan ke ikhlasan,
Di pelihara oleh dua insan yang saling mencintai yaitu:

KAU DAN AKU ??? I LOVE YOU ISTRIKU, AKU SAYANG KAMU DAN SANGAT MERINDUKANMU...

Rabu, 15 Oktober 2008

BELAJAR ISTIQOMAH

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”. ( Q.S. Al-Ahqâf/46: 13-14.)

Ketika Rasulullah SAW. diminta oleh salah seorang sahabat untuk menjelaskan bagaimana beragama Islam yang baik, maka dengan kata-kata singkat beliau memerintahkan agar sahabat itu beriman kepada Allah dan beristiqamah. Dua kata-kata yang singkat dan mudah diucapkan, îmân dan istiqâmah, tapi mengandung makna yang sangat dalam yang tidak semua orang dapat melaksanakannya. Jumhur ulama memahami îmân sebagai suatu sikap yang meliputi keyakinan dalam hati, ucapan lisan, dan perbuatan oleh seluruh anggota tubuh. Sedangkan istiqâmah dipahami sebagai teguh pendirian, mempunyai prinsip, dan terus menerus dalam ketaatan melaksanakan amal saleh.

Dalam diri setiap muslim pusat keimanan terletak di dalam qalb (hati). Karena sifat hati yang selalu berubah-ubah, sebagaimana arti kata qalb itu sendiri, maka keimanan yang berada didalamnya dapat mengalami perubahan-perubahan. Itulah maka iman itu dapat bertambah dan berkurang. Semakin bersih seorang membersihkan hatinya, yang oleh Imam al-Ghazali digambarkan sebagai sebuah cermin, maka semakin bertambah tingkat keimanannya karena cahaya Illahi dapat memantulkan sinar terang ke dalam dirinya. Tapi bila seorang semakin malas membersihkan cermin hatinya itu dan membiarkannya dikotori oleh tebalnya debu kemaksiatan, maka semakin kurang dan menipis keimanan dalam hatinya karena pantulan cahaya Illahi sudah tidak tampak lagi.

Karena watak hati yang berubah-rubah sehingga mengakibatkan keimanan dapat bertambah dan berkurang, maka kita dituntut untuk memelihara hati itu agar selalu beristiqamah. Yaitu keteguhan hati dalam memegang teguh keimanan, mempunyai prinsip yang tegas dalam membela kebenaran, dan kecintaan terhadap setiap amal saleh secara terus menerus dan untuk semua orang. Bukan suatu keimanan sesaat, membela kebenaran kalau ada kepentingan pribadi atau kelompok, dan hanya bersikap angin-anginan dalam beramal saleh.

Agar istiqamah itu dapat tercapai, maka kita harus melatih diri kita secara sungguh-sungguh, berusaha agar setiap amal perbuatan kita diikuti dengan tiga rangkaian kata ijtihad, mujahadah, dan jihad. Dengan berijtihad kita dapat memastikan bahwa tindakan kita adalah suatu pilihan terbaik setelah melalui pertimbangan-pertimbangan yang mendalam. Tindakan itu harus diikuti dengan mujahadah (upaya yang sungguh-sungguh) dan terus menerus jangan sampai berhenti di tengah jalan. Dan tentu saja semuanya harus disertai dengan jihad (suatu perjuangan keras yang berkesinambungan) yang membutuhkan pengorbanan-pengorbanan dalam berbagai bentuk, seperti: tenaga, harta, pikiran, bahkan nyawa. Tanpa tiga hal itu, sulit rasanya istiqamah dapat terwujud dalam kehidupan kita.

Rasanya istiqamah harus dijadikan sebagai budaya setiap muslim. Kita semestinya sudah bosan dengan sikap plin-plan yang selalu kita lakukan. Sehari berkata begini, besoknya berkata begitu. Seminggu berbuat baik selebihnya kemaksiatan dikerjakan. Hati kita sering luluh dan hanyut ke dalam keindahan dunia, kenikmatan materi, dan bau harum kekuasaan. Kita sering tidak mampu meneguhkan hati dan memegang prinsip untuk berkata “tidak” terhadap keserakahan, kebiadaban, dan kezaliman. Sudah saatnya kita kembali kepada pesan Rasulullah SAW.: “memperteguh keimanan, kemudian beristiqamah”, dan itu artinya kita telah melaksanakan petunjuk agama secara benar dan akan mendapatkan balasan sebagaimana yang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya. Insyâ Allâh. Amien.

Menghargai Waktu

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”. Q.S. al-‘Ashr: 1-3.

Dalam sebuah polling di Amerika diketahui ternyata mayoritas bangsa Amerika merasa bahwa tidak bekerja, menganggur, dan hidup santai, adalah bagian yang dibenci dan bahkan mereka merasa itu adalah suatu dosa. Dalam istilah terkenal dalam bahasa Inggris pun kita kenal dengan the time is money, sebuah ungkapan betapa pentingnya memanfaatkan waktu hingga dapat menghasilkan uang sebanyak-banyaknya.

Dalam Islam tujuan hidup bukan sekadar mencari uang (baca: mencari kebahagiaan materi), namun lebih dari itu agar dapat mendapatkan kebahagiaan materi dan ruhani, duniawi dan ukhrawi (fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah). Oleh karena itu Islam sangat menghargai waktu agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka mendapatkan dua tujuan sekaligus. Bila hanya ingin mendapatkan satu tujuan saja kita tidak dapat bersikap santai dalam hidup, apalagi bila hendak meraih kedua tujuan di atas.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Jadilah kamu di dunia seperti seorang asing atau seperti orang yang melewati suatu jalan. Kalau kamu berada pada waktu sore, maka janganlah menunggu waktu pagi. Dan kalau kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah menunggu waktu sore. Pergunakanlah masa sehatmu guna persiapan waktu sakit, dan pergunakanlah masa hidupmu untuk persiapan waktu matimu. H.R. al-Bukhari.

Yang sering terjadi pada kita justru sebaliknya. Di saat sehat, kita lupa bahwa suatu ketika akan sakit. Ketika masih muda, kita lalai bahwa nanti akan menjadi tua. Ketika kaya, kita lupa bahwa mungkin akan bangkrut dan jatuh miskin. Ketika berkuasa, kita lupa bahwa kekuasaan itu sementara. Ketika tertawa, kita lupa suatu saat akan menangis. Ketika hidup, kita lupa pada akhirnya pasti mati. Kita kemudian lupa untuk bersyukur, mendekatkan diri kepada Allah, beribadah sebanyak-banyaknya, lupa menolong orang lain, lupa untuk membela agama Allah, dan lupa mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Kita lebih senang menghambur-hamburkan waktu untuk menuruti hawa nafsu, sebagaimana kita pun sering terlena dibuai waktu dalam kegemerlapan duniawi. Waktu kita habis terbuang sia-sia, hanya untuk melakukan hal-hal remeh dan menuju kepada kemaksiatan.

Sebuah pepatah Arab mengatakan: “Waktu ibarat pedang, kalau ia tidak kamu pergunakan sebaik-baiknya, maka ia dapat memenggal dirimu”. Karena lengah dalam memanfaatkan waktu, kita kehilangan kesempatan emas. Kita sering gagal karena tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Kita dipenggal oleh waktu karena lengah memanfaatkannya.

Kita harus membiasakan memahami betapa berharganya waktu. Betapa sukses dan gagal ditentukan oleh kemampuan kita dalam menggunakan waktu. Dan betapa sikap meremehkan waktu sebagai sikap hina yang tidak disukai oleh semua orang beriman.

Senin, 13 Oktober 2008

M U T I A R A H I K M A H

Bersyukurlah jika kamu menderita,
sebab Allah sedang menguji keimananmu.

Bersyukurlah jika Kamu kecewa,
sebab Allah lebih tahu apa yang kamu butuhkan.

Bersyukurlah jika Kamu menangis,
sebab Allah telah memberimu kesempatan untuk merenung.

Bersyukurlah jika kamu takut,
sebab Allah ingin menghapus dosamu.

WASPADALAH JIKA KAMU BAHAGIA,
SEBAB ITU ADALAH COBAAN TERSULIT DI MANA KAMU MUNGKIN AKAN MULAI MELUPAKAN SEGALA RASA SYUKUR ITU.

Jumat, 10 Oktober 2008

C I N T A

Cinta seperti matahari, ia tetap bercahaya. Walau malam menjelma, cahayanya pada bulan tetap menerangi kekadang ia juga gerhana tetapi akan kembali jua kecerahannya.

Cinta adalah santapan jiwa. Jiwa tanpa cinta bagai rumah yang kosong. Cinta tanpa menjiwai bagai layang-layang putus tali.

Cintu adalah buta…cinta tidak mengenal usia, paras rupa, mahupun kekayaan dan harta karun, tetapi dari keikhlasan dari hati setiap insan antara satu sama lain.

Tidak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadang kala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, maka tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat.

Sayang tidak bermaksud cinta. Suka tidak serasi dengan cinta. Kagum tidak berarti cinta. Bangga tidak semestinya cinta. Cinta adalah CINTA .

Cinta itu seperti sinar matahari, memberi TANPA mengharap kembali. Cinta itu seperti sinar matahari, TIDAK MEMILIH siapa yang ia sinari. Cinta itu seperti sinar matahari yang MEMBERI KEHANGATAN DI HATI..

Cinta umpama ‘treasure hunt’. Cita cita dan tujuan kita satu untuk menuju ke penamat yang paling mengembirakan. Namun di dalam perjalanan kita akan menghadapi pelbagai rintangan dan cabaran. Andainya tidak mampu meneruskan, kita akan tersungkur dan hadiah utamanya akan di kebas orang lain. Tetapi tak usahlah kecewa. Walaupun hadiahnya tidak kita perolehi, tetapi keseronokannya kita sudah rasa. Jadi bercintalah sepenuh hati. Namun jangan letakkan harapan terlalu tinggi.

Kekecewaan terlalu pahit untuk ditelan, terlalu payah untuk dilupakan namun dalam cinta pasti akan merasai kecewa dan dikecewakan walau bukan itu matlamat dalam setiap percintaan.

Kadangkala orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cintanya padamu kerana orang itu takut kau berpaling dan menjauhinya. Dan bila dia suatu masa hilang dari pandanganmu….kau akan menyadari dia adalah cinta yang tidak pernah kau sadari….

Cinta suatu yang indah, cinta boleh buat kita gundah, cinta buat hati berdarah dan cinta jua boleh membawa kekesalan yang tak sudah.

Cinta sejati adalah cinta seorang istri yang solehah kepada suaminya yang soleh.

Tanyamu

hidup ini sesungguhnya mudah dan sederhana jika anda tidak banyak tuntutan. karena sesungguhnya hidup ini penuh dengan kebahagiaan jika anda tak dikuasai oleh ilusi,ambisi dan keakuan.

Kamis, 09 Oktober 2008

TERINGAT PADAMU SAYANG...

Disaat kusendiri
Teringat dirimu yang jauh disana
Apa kabarmu ?

Terbayang candamu
Yang selalu membuatku bahagia
Tiada rasa duka

Kasih percayalah
Cinta dan sayangku hanya untukmu
Walau jarak telah memisahkan kita
'Tak perlu engkau resah
Yakinlah ...
Kita akan bersama selamanya ...

Dunia berbintang ketika kau tersenyum
Hujan bergemerincing pelan menyejukkan hati disela tawamu yang hangat
ada setia yang kuberikan dalam uraian kasihku
Diam diri menahan sejuta asa
Bibirku kelu tak berdaya
Debar hati kian berpacu
Dalam setiap nadiku
Kala wajahmu melintas di kalbu
Teriak batinku " Aku mencintaimu "

Minggu, 05 Oktober 2008

MOHON MAAFKAN LAHIR DAN BATHIN

Sinaran Mentari mempesona dunia dengan memerah jingga ….
Cristal kecil yang bergelantungan di daun menawarkan keindahan dari bias sinarnya ….
Kini semburat jamrud Cristal gerimis itu mulai berjatuhan dan menghilang,.....

Diiringi gema takbir, tahmid dan kidung pujian tuk’ Illahi ....
Keceriaan sang dewi malam muncul dengan anggunnya ...
Memberikan tanda bahwa sudah saatnya Ramadhan pergi ....
Kesedihan dan kegembiraan bergantian saling mendahului mengisi relung hati ..
Kucoba mengukir senyum kemenangan mengiringi perjalanan kepergian ramadhan tahun ini ....

Aku harus yakin ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin ....
Aku juga harus yakin ini bukan ramadhan yang terakhir untukku .....

Kebersamaan dalam kepedihan yang selama ini kita alami ...
keindahan dan keceriaan yang kita lewati ....
Menggoreskan luka dan tawa ....
Tiada maksud luka kutanam , tiada keinginan dosa kusebar .. ..
Setahun tlah berlalu engkau selalu bersabar ....

Diiringi gema takbir yang meninabobokan bumi ....
Di payungi magfirah yang menyelimuti alam ini
Semoga kesalahan dan kekeliruan bisa kujadikan pernik perhiasan hati ...
Tuk selalu mengingatkanku agar tidak mengulangi ....

Awan putih berterbangan berarak bukan lah berarti tidak akan ada hujan ...
Persahabatan dan persaudaraan pasti ada riak dan gelombang ...
Biarlah itu semua memperindah lukisan perjalanan kita dalam kehidupan
Tiada dosa berkerak yang tak terma’afkan .....
Semoga andika sudi tuk mema’afkan segala kesalahan dan kekhilafan ..

Selamat hari raya Iedul Fitri , 1 Syawal 1429H mohon maafkan saya zahir dan bathin

Sabtu, 04 Oktober 2008

Rindu....

Rindu.....
rindu....rindu....rindu
kini mengisi hati dan hari2ku
disana kini kau berada
jarak dan waktu memisahkan dirimu dan diriku
Disetiap anganku ingat kamu
disetiap langkahku ada kamu
disetiap nafasku ada kamu
disetiap detak jantungku ada kamu
disetiap denyut nadiku ada kamu
di setiap tidurku dirimu ku impikan
di setiap mataku melihat wjhmu terbayang
di setiap waktuku hadirmu ku nanti
selalu dan selalu dirimu satu yg kusayang di hidupku

Rentang sang waktu berjalan
Meniti sekelumit hari menari
Jejak-jejak sang petualang mimpi
Menurut sertakan lembut lembayung harap

Selembut hati mu sang awan berarak mega
Seindah tatapan matamu sang langit membuka cahya
Sesyahdu belaianmu senja beranjak dari petang
Setenang dekapanmu malam bertabur bintang

Sekian bait-bait waktu tlah ku jejaki
Ku temui penantian hati itu
Di hatimu…
Di singgasana cintamu

Kasih…
Cinta ini tlah tertambat
Dan aku sudah tak ingin pergi lagi
Aku ingin menetap s’lamanya di hatimu

Tiada seindah raut pesonamu
Tiada yang sanggup menyamai hebatnya kasih sayangmu
Tiada yang kan bisa menggantikan dirimu di hatiku
Dan tak ada satupun yang mampu menjadi sepertimu…

Betapa ingin bersamamu
Menghabiskan sisa waktu
Melewati malam hingga pagi
Betapa ingin bersamamu
Melepas rindu yang menyesak di dada

Ingin ku peluk dirimu
Tak kan ku lepas lagi
Akan ku pertahankan kau di sisiku selamanya

Bila ada kau di sisiku
Aku tak takut api membakar seluruh tubuhku
Aku tak takut ribuan belati menghujam dadaku
Bila bersamamu
Aku melupakan duka mendalam
Aku memiliki ribuan harapan dan impian yang siap terwujud
Selamanya bersamamu
Ku tak takut apapun
Ku sungguh ingin bersamamu.. lagi..

Kasih..
Jika kau ada di sini..
Aku ingin bercerita denganmu..
Tentang suka dan duka..
Tentang asa dan rasa..
Saat-saat indah ini bersamamu..

Kuingin kita menyatu..
Dalam kata dan rasa..
Yang tak mungkin dapat terpisahkan..
Karena kutau engkau cinta..
Dan kusadari kuamat cinta..
Karena tanpamu apalah daya..

Jika kau ada di sini..
Izinkanlah kukecup wajahmu..
Agar rindu ini terobati..
Dan pelukku slalu padamu..
Hingga hilang semua gundahku...
Kau kan bahagia bila di sisiku...

Oh..seandainya..
Seandainya saja kau di sini..
Kau kan kulayani layaknya raja..
Kan kupuja engkau dan kusayangi...
Bisakah aku bayangkan kau hilang??
Tak satupun terpikirkan demikian..
Hanya harap satu hal ini..
Menunggumu hingga kau ada di sini..

I Love You
takkan bisa aku tanpamu
sepi hariku jika tak bersamamu
indah duniaku bila kau disampingku

I Miss You
Rindu bila sehari tak bertemu
tiada hari jika tanpa canda tawamu
kau sungguh membuatku slalu merindumu

Rasa Rinduku hanya untukmu Istriku

Sayang,,,
Malam ini aku merindukanmu
Begitupun malam kemarin
Malam sunyi dingin menusuk..
Gelitik tulangku merindu hangat sentuhan lembutmu…

Sayang,,,
Jarang terucap “ku cinta padamu”
Jarang kaudengar “ku sayang padamu”
Tak sepadan ucapan itu
Ungkapkan cinta - sayangku padamu..

Sayang,,,
Detik-detik penantianku..
Cintaku tumbuh terpupuk rindu…

Malam larut sunyi..
Dingin terus menusuk…

Selamat tidur sayagku..
Biarkan Rinduku membelai mimpimu

bintang malam ........
katakan padanya
aku ingin melukis sinarmu di hatinya..........

embun pagi.......
katakan padanya
biar kudekap erat
waktu dingin membelenggunya

taukah engkau.....
wahai langit
aku ingin bertemu membelai wajahnya..
kan kupasang hiasan angkasa yang terindah
hanya untuk dirinya

puisi rindu ini
kuciptakan hanya untuk
Istriku tercinta
walau hanya agak sederhana
izinkan kuungkap segenap rasa
dan kerinduanku.......

Di dalam kedinginan jiwaku
Kau hadir mendekap erat kalbuku
Dalam kesendirian nuraniku
Kau temani aku dengan kemesraan

Dalam kegalauan jiwaku
Kau hadir untuk menghiburku

Dalam kesepian malamku
Kau hadir dalam indahnya mimpiku

Tiada yang kupikirkan selama ini
Kecuali aku merasa berarti bersamamu

Kan kuayun langkahku ini
Bersama irama kerinduan

Kangen khan slalu menyelimuti hatiku
Tak ada sesuatu terindah untuku
Karena kau segala-galanya bagiku

Istriku Aku kangeeeeeeeeeeeen banget...!

Aku tidak pernah ingin melukis kata.
Agar menjadi indah untukmu
Agar berarti Indah untuk Jiwamu..
Aku Hanya Berkata apa adanya...

Aku Tidak Pernah bermain dengan senja..
Hanya untuk memeluk dirimu...
Saat Gelap datang dan siang berlalu
Cinta ini mengalir tanpa rencana..

Perasaan ini selalu gundah ketika dirimu tak ada disampingku....
Hati ini selalu meronta-ronta ketika kusadari..
Bayanganmu selalu bermain di imajinasiku..

Hadirmu dalam kehidupanku memberikan semangat baru bagi diriku
dalam menjalani hidup

Bersua denganmu adalah ceriaku...
Melihat Dirimu tersenyum adalh harapanku..
Hasratku ingin selalu bersamamu di setiap waktuku...

Namun Tidak Mungkin karena jarak yang jauh yang memisahkan Kita...
Tapi aku yakin suatau saat perasaan ini akan menyatu dengan sendirinya.
Oleh kekuatan Cinta Kita..... I love you sayang.. aku sangat merindukanmu...

Selasa, 23 September 2008

IBU KERINDUANKU PADAMU DI AKHIR RAMADHAN..

Seperti tersihir, kita sudah berada pada hari-hari menjelang berakhirnya ramadhan. Shaf-shaf di dalam masjid mulai kelihatan longgar, tidak sepenuh ketika awal ramadhan, kajian-kajian Islam pun hanya dihadiri oleh segelintir orang. Seakan-akan banyak duri tajam yang tersebar sepanjang jalan kemasjid, sedangkan karpet merah nan lembut ketika dipijak membentang sepanjang arah pusat perbelanjaan. Miris!

Namun, ada satu suasana lain ketika memasuki masa-masa berakhirnya ramadhan dengan dijelangnya hari nan bersih, penuh kemenangan bagi mereka yang lulus dalam ramadhan, yaitu Idul Fitri. Suasana hati mulai merindu, padahal ramadhan belum berlalu, berat hati melepaskan dan begitu ingin direngkuh selamanya. Seperti halnya suasana rindu serta membayangkan segala keindahan pada waktu ketika masih kanak-kanak. Rindu pada satu sosok yang selalu setia menemani, memberikan sentuhan sayang, penuh kasih menuntun. Sosok yang selalu tidak bisa lepas dari segala bayangan keindahan mana pun, menyeruak membayangi pelupuk mata. Ibu. Ya, sosok seorang ibu.

Ketika kecil, saya masih mempunyai rekaman, betapa ibu bagaikan seorang yang tiada lelah. Mempersiapkan rumah, menyajikan segala hidangan, menyisihkan sedikit uangnya untuk membelikan pakaian layak pakai pada hari Idul Fitri. Tergopoh-gopoh melayani kerabat dekat maupun yang jauh, yang berdatangan pada hari itu. Dan senyum selalu mengembang di sudut bibirnya, walaupun jelas kelelahan tampak diwajahnya. Indah, mengenang ibu seperti mengenang taman surga yang pernah kita miliki sewaktu kecil. Surga yang ia ciptakan memang penuh pesona. Ibu, tidak hanya berarti bagi kita pada masa kecil, tapi tetap agung, walaupun kita bukanlah lagi anak kecil.

Saya memang sedang membayangkan sosok ibu. Sosok yang sekarang jauh dari tempat keberadaan saya. Sosok yang semakin menua, semakin mengguratkan rasa letih. Saya dan ibu memang semakin dekat ketika masa-masa saya mulai melepaskan diri dari keluarga. Jauh dari ibu dimulai ketika saya mengambil pekerjaan di tempat yang jauh, menikah hingga mempunyai anak pun saya tetap jauh dari keberadaan ibu. Hingga jika lebaran tiba, saya selalu mengusahakan untuk bisa berada di sampingnya. Melebur segala kerinduan kami, melebur segala kisah manis dan indah, hasil kenangan saya dan ibu pada masa kami masih tinggal bersama.

Dilain pihak, saya pun mengenang seorang teman yang juga seorang ibu. Ia telah pergi setahun yang lalu. Ia yang saya kenal sangat energik, penuh kasih pada anak-anaknya, selalu mencurahkan segala perhatiannya untuk keluarganya. Hingga masa-masa terakhirnya, ia masih bisa habiskan bersama orang-orang yang ia kasihi. Ah, di hari lebaran nanti, pastilah rindu kehadirannya yang hangat akan dirasakan oleh anak-anak juga suaminya. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan menyambangi makamnya, menuturkan kerinduan, memberikan doa agar selalu lapang 'tempat tinggalnya' sejak setahun yang lalu.

Lalu, saya pun membayangkan banyak sosok anak-anak yang kini berada di panti-panti asuhan. Mata mereka kian basah ketika memasuki akhir ramadhan dan menjelang datangnya Idul Fitri. Dekapan dan ciuman dari ibu yang melahirkan mereka tidak dapat mereka rasakan. Meluapnya kegembiraan sebagian orang dalam menyambut hari kemenangan itu, hanya bisa membuat mereka menerawang, merindukan ibu, yang kedua telapak tangannya tidak dapat mereka cium mesra.

Pada hari-hari terakhir ramadhan ini, banyak hal yang ingin kita tarik ulang. Tetap bisa bertemu pada bulan suci ini, menjadi orang yang istiqomah, bertaqwa dengan selalu berbakti kepada orang tua, terutama pada sosok seorang ibu. Pada setiap akhir ramadhan, banyak hal yang harus bisa kita jadikan hikmah dan pembelajaran, dengan semakin bisa membuat kita menjadi umat yang ikhlas. Ikhlas dalam menjalani hidup, ikhlas menjadi seorang ibu, ikhlas menyayangi ibu, ikhlas dalam mengayomi ibu yang semakin tua, ikhlas pada kepergian sosok ibu jika kelak tiba masanya, juga ikhlas untuk menjadi ibu bagi mereka yang merindukan sosok ini.

Semoga, kita bisa menjadikan akhir-akhir ramadhan ini sebuah prestasi yang kelak akan dapat mengangkat derajat kita di mata Sang Pemilik Kehidupan. Insya Allah.

Ibu, ...
Pada akhir-akhir ramadhan Rindu membuncah akan indahnya bulan ini ingin selalu khidmat didalamnya Seperti rindu pada dirimu Ingin selalu dekat di sampingmu.

RAMADHAN SUDAH SEPARUH PERJALANAN

Kehangatan mentari telah menyelimuti dan mebelai mesra bumi pertiwi.....
Hari ini ramadahan sudah seperuh perjalanan .....
Ramadhan telah berkemas dan bersiap menenteng Magfirahnya ......
Dia akan meninggalkan kita semua .....

Belum lelah raga ini tuk melakukan sujud untuk Mu .......
Tiada kelelahan hati ini mengucapkan pujian kepada Mu ,... ya Rabbi....
Sedemikian beku kah hati ini .......
Entah kenapa Hati ini tidak terasa sedih saat Ramadhan tlah mau pergi ...

Sudah separuh ramadhan yang kulalaui .....
Tapi tiada bekas kerinduan dihati akan kehadirannya .....
Tiada kurasa kerinduan akan Ramadhan yang begitu menyayat hati .....
Bagaikan saat sang Rama kehilangan Sinta .....
Kemanakah nurani yang menghiasi relung hati .....

Puasa memang telah kujalani .......
Rasa dahaga dan lapar memang tidak mengganggu diri ini ......
Apakah dengan menahan raga ini akan mengembalikan Nafs dan nurani .....
Kenapa detak nadi dan detak Jantung ini tidak bisa seirama tuk berucap asma Illahi ...

Syaitan memang tlah kau ikat dengan kuat ,....
Ma’afkan aku ya Rabb ,.... diri yang tak bisa mengikat nafsu laknat .....
Dibulan yang penuh berkah ini hamba belum bisa mengambil manfaat.....
Ma’afkan atas kedunguan rasio dan kebekuan hati yang berkarat .....
Astagfirullah Robbal barooyaa ,..... Astagfirullah minal khotooyaa ...

Ya Rabb ,… yang Rahman dan Rahiim,…. Pada - Mu aku meminta
Semoga diseparuh waktu tersisa ,… hamba bisa mendapat barokahMu …..
Hingga hamba bisa lebih tulus dalam sujud untuk Mu ….
Dan tiada kelu di lidahku tuk menyebut keagungan Mu ….

Semoga kerinduan ku akan Ramadhan seperti kerinduan bumi akan air hujan di kemarau ,.....
Kerinduan yang bisa menampung semua cucuran kasih dan Rahmat mu.....
Kerinduan yang bisa mencuci legamnya hati ini ....
Kerinduan ramadhan yang bisa menacairkan hati yang membeku oleh nafsu ....

Robbi Zidhnii 'ilman naafi'aa
Wa waafiqlii 'amalan magbuullaan
Wa waahablii rizqon waasi'aa
Watub 'alaiya taubatan nasuuhaa
Watub 'alaiya taubatan nasuuhaa

Astagfirullah Robbal barooyaa ,..... Astagfirullah minal khotooyaa ...

Semoga magfirah-Mu bisa digapai oleh diriku, ...
Lapangkanlah Nafs , Qolbu dan Rasioku ......
Untuk bisa menampung barokah Mu yang tercurah untuk mahluk Mu....

SEUSAI TAHAJJUD

Seusai Tahajjud.... Kutengadahkan Tanganke Keatas memohon kepada Allah SWT

Ya Allah.....
Tiada indah dimalam yang hening
Melainkan dengan bermunajad kepada-Mu
Tiada Indah suatu hari yang aku lalui
Kecuali dengan Patuh kepada-Mu

Ya Rabbi.....
Tiada indah Hidup di dunia
Melainkan berzikir dan menyebut nama-Mu
Tiada Indah Tiba di Akhirat yang Abadi
Kecuali Dengan Keampunan-Mu

Ya Allah... Tuhanku
Yang Maha membolak balikkan Hati
Tetapkanlah hatiku, senantiasa dalam agama-Mu
Serta Taat akan perintah-Mu

Ya Allah.....
Janganlah Engkau Bebankan kami
dengan Beban Yang berat
Seperti yang pernah Engkau Berikan
Kepada umat yang terdahulu dari kami.

Ya Allah.....
Maafkanlah segala kehilapan Kami
Ampunilah Segala dosa-dosa Kami
Serta rahmatilah kami....
Amiiin Ya Robbal Aalamiiiin.

TATAPAN YANG PENUH DENGAN CINTA....

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur ?
Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.
Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.
Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.


Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita.

Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu : Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya. Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar. Secara ajaib Allah mengatur agar itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan.
Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya. Tanpa kata, tanpa suara dia berkata: "betapa lelahnya aku hari ini " . Dan penyebab lelah itu ?
Untuk siapa dia berlelah-lelah ? Tak lain adalah kita.

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita. Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka.
Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka -orang-orang terkasih itu- tak lagi membuka matanya, selamanya.