Senin, 24 November 2008

POHON CINTA ( untuk istriku )

"POHON CINTA" hanya akan sempurna,:
jika berakar "kesetiaan",
Berantai "kejujuran",
Berdaun "Kasih Sayang",
Bertangkai "Perhatian" .

Baru akn berbunga " Kerinduan "
dan berbuah dengan rasa " Saling Percaya ",
Disirami air mata kebahagiaan.

Tapi akan lebih sempurna
jika di pupuk dengan ke ikhlasan,
Di pelihara oleh dua insan yang saling mencintai yaitu:

KAU DAN AKU ??? I LOVE YOU ISTRIKU, AKU SAYANG KAMU DAN SANGAT MERINDUKANMU...

Rabu, 15 Oktober 2008

BELAJAR ISTIQOMAH

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”. ( Q.S. Al-Ahqâf/46: 13-14.)

Ketika Rasulullah SAW. diminta oleh salah seorang sahabat untuk menjelaskan bagaimana beragama Islam yang baik, maka dengan kata-kata singkat beliau memerintahkan agar sahabat itu beriman kepada Allah dan beristiqamah. Dua kata-kata yang singkat dan mudah diucapkan, îmân dan istiqâmah, tapi mengandung makna yang sangat dalam yang tidak semua orang dapat melaksanakannya. Jumhur ulama memahami îmân sebagai suatu sikap yang meliputi keyakinan dalam hati, ucapan lisan, dan perbuatan oleh seluruh anggota tubuh. Sedangkan istiqâmah dipahami sebagai teguh pendirian, mempunyai prinsip, dan terus menerus dalam ketaatan melaksanakan amal saleh.

Dalam diri setiap muslim pusat keimanan terletak di dalam qalb (hati). Karena sifat hati yang selalu berubah-ubah, sebagaimana arti kata qalb itu sendiri, maka keimanan yang berada didalamnya dapat mengalami perubahan-perubahan. Itulah maka iman itu dapat bertambah dan berkurang. Semakin bersih seorang membersihkan hatinya, yang oleh Imam al-Ghazali digambarkan sebagai sebuah cermin, maka semakin bertambah tingkat keimanannya karena cahaya Illahi dapat memantulkan sinar terang ke dalam dirinya. Tapi bila seorang semakin malas membersihkan cermin hatinya itu dan membiarkannya dikotori oleh tebalnya debu kemaksiatan, maka semakin kurang dan menipis keimanan dalam hatinya karena pantulan cahaya Illahi sudah tidak tampak lagi.

Karena watak hati yang berubah-rubah sehingga mengakibatkan keimanan dapat bertambah dan berkurang, maka kita dituntut untuk memelihara hati itu agar selalu beristiqamah. Yaitu keteguhan hati dalam memegang teguh keimanan, mempunyai prinsip yang tegas dalam membela kebenaran, dan kecintaan terhadap setiap amal saleh secara terus menerus dan untuk semua orang. Bukan suatu keimanan sesaat, membela kebenaran kalau ada kepentingan pribadi atau kelompok, dan hanya bersikap angin-anginan dalam beramal saleh.

Agar istiqamah itu dapat tercapai, maka kita harus melatih diri kita secara sungguh-sungguh, berusaha agar setiap amal perbuatan kita diikuti dengan tiga rangkaian kata ijtihad, mujahadah, dan jihad. Dengan berijtihad kita dapat memastikan bahwa tindakan kita adalah suatu pilihan terbaik setelah melalui pertimbangan-pertimbangan yang mendalam. Tindakan itu harus diikuti dengan mujahadah (upaya yang sungguh-sungguh) dan terus menerus jangan sampai berhenti di tengah jalan. Dan tentu saja semuanya harus disertai dengan jihad (suatu perjuangan keras yang berkesinambungan) yang membutuhkan pengorbanan-pengorbanan dalam berbagai bentuk, seperti: tenaga, harta, pikiran, bahkan nyawa. Tanpa tiga hal itu, sulit rasanya istiqamah dapat terwujud dalam kehidupan kita.

Rasanya istiqamah harus dijadikan sebagai budaya setiap muslim. Kita semestinya sudah bosan dengan sikap plin-plan yang selalu kita lakukan. Sehari berkata begini, besoknya berkata begitu. Seminggu berbuat baik selebihnya kemaksiatan dikerjakan. Hati kita sering luluh dan hanyut ke dalam keindahan dunia, kenikmatan materi, dan bau harum kekuasaan. Kita sering tidak mampu meneguhkan hati dan memegang prinsip untuk berkata “tidak” terhadap keserakahan, kebiadaban, dan kezaliman. Sudah saatnya kita kembali kepada pesan Rasulullah SAW.: “memperteguh keimanan, kemudian beristiqamah”, dan itu artinya kita telah melaksanakan petunjuk agama secara benar dan akan mendapatkan balasan sebagaimana yang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya. Insyâ Allâh. Amien.

Menghargai Waktu

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran”. Q.S. al-‘Ashr: 1-3.

Dalam sebuah polling di Amerika diketahui ternyata mayoritas bangsa Amerika merasa bahwa tidak bekerja, menganggur, dan hidup santai, adalah bagian yang dibenci dan bahkan mereka merasa itu adalah suatu dosa. Dalam istilah terkenal dalam bahasa Inggris pun kita kenal dengan the time is money, sebuah ungkapan betapa pentingnya memanfaatkan waktu hingga dapat menghasilkan uang sebanyak-banyaknya.

Dalam Islam tujuan hidup bukan sekadar mencari uang (baca: mencari kebahagiaan materi), namun lebih dari itu agar dapat mendapatkan kebahagiaan materi dan ruhani, duniawi dan ukhrawi (fiddunyâ hasanah wa fil âkhirati hasanah). Oleh karena itu Islam sangat menghargai waktu agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam rangka mendapatkan dua tujuan sekaligus. Bila hanya ingin mendapatkan satu tujuan saja kita tidak dapat bersikap santai dalam hidup, apalagi bila hendak meraih kedua tujuan di atas.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Jadilah kamu di dunia seperti seorang asing atau seperti orang yang melewati suatu jalan. Kalau kamu berada pada waktu sore, maka janganlah menunggu waktu pagi. Dan kalau kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah menunggu waktu sore. Pergunakanlah masa sehatmu guna persiapan waktu sakit, dan pergunakanlah masa hidupmu untuk persiapan waktu matimu. H.R. al-Bukhari.

Yang sering terjadi pada kita justru sebaliknya. Di saat sehat, kita lupa bahwa suatu ketika akan sakit. Ketika masih muda, kita lalai bahwa nanti akan menjadi tua. Ketika kaya, kita lupa bahwa mungkin akan bangkrut dan jatuh miskin. Ketika berkuasa, kita lupa bahwa kekuasaan itu sementara. Ketika tertawa, kita lupa suatu saat akan menangis. Ketika hidup, kita lupa pada akhirnya pasti mati. Kita kemudian lupa untuk bersyukur, mendekatkan diri kepada Allah, beribadah sebanyak-banyaknya, lupa menolong orang lain, lupa untuk membela agama Allah, dan lupa mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Kita lebih senang menghambur-hamburkan waktu untuk menuruti hawa nafsu, sebagaimana kita pun sering terlena dibuai waktu dalam kegemerlapan duniawi. Waktu kita habis terbuang sia-sia, hanya untuk melakukan hal-hal remeh dan menuju kepada kemaksiatan.

Sebuah pepatah Arab mengatakan: “Waktu ibarat pedang, kalau ia tidak kamu pergunakan sebaik-baiknya, maka ia dapat memenggal dirimu”. Karena lengah dalam memanfaatkan waktu, kita kehilangan kesempatan emas. Kita sering gagal karena tidak dapat mengatur waktu dengan baik. Kita dipenggal oleh waktu karena lengah memanfaatkannya.

Kita harus membiasakan memahami betapa berharganya waktu. Betapa sukses dan gagal ditentukan oleh kemampuan kita dalam menggunakan waktu. Dan betapa sikap meremehkan waktu sebagai sikap hina yang tidak disukai oleh semua orang beriman.

Senin, 13 Oktober 2008

M U T I A R A H I K M A H

Bersyukurlah jika kamu menderita,
sebab Allah sedang menguji keimananmu.

Bersyukurlah jika Kamu kecewa,
sebab Allah lebih tahu apa yang kamu butuhkan.

Bersyukurlah jika Kamu menangis,
sebab Allah telah memberimu kesempatan untuk merenung.

Bersyukurlah jika kamu takut,
sebab Allah ingin menghapus dosamu.

WASPADALAH JIKA KAMU BAHAGIA,
SEBAB ITU ADALAH COBAAN TERSULIT DI MANA KAMU MUNGKIN AKAN MULAI MELUPAKAN SEGALA RASA SYUKUR ITU.

Jumat, 10 Oktober 2008

C I N T A

Cinta seperti matahari, ia tetap bercahaya. Walau malam menjelma, cahayanya pada bulan tetap menerangi kekadang ia juga gerhana tetapi akan kembali jua kecerahannya.

Cinta adalah santapan jiwa. Jiwa tanpa cinta bagai rumah yang kosong. Cinta tanpa menjiwai bagai layang-layang putus tali.

Cintu adalah buta…cinta tidak mengenal usia, paras rupa, mahupun kekayaan dan harta karun, tetapi dari keikhlasan dari hati setiap insan antara satu sama lain.

Tidak semua orang yang engkau cintai, mencintaimu dan sikap ramahmu kadang kala dibalas dengan sikap tidak sopan. Jika cinta suci tidak datang daripada tabiatnya, maka tidak ada gunanya cinta yang dibuat-buat.

Sayang tidak bermaksud cinta. Suka tidak serasi dengan cinta. Kagum tidak berarti cinta. Bangga tidak semestinya cinta. Cinta adalah CINTA .

Cinta itu seperti sinar matahari, memberi TANPA mengharap kembali. Cinta itu seperti sinar matahari, TIDAK MEMILIH siapa yang ia sinari. Cinta itu seperti sinar matahari yang MEMBERI KEHANGATAN DI HATI..

Cinta umpama ‘treasure hunt’. Cita cita dan tujuan kita satu untuk menuju ke penamat yang paling mengembirakan. Namun di dalam perjalanan kita akan menghadapi pelbagai rintangan dan cabaran. Andainya tidak mampu meneruskan, kita akan tersungkur dan hadiah utamanya akan di kebas orang lain. Tetapi tak usahlah kecewa. Walaupun hadiahnya tidak kita perolehi, tetapi keseronokannya kita sudah rasa. Jadi bercintalah sepenuh hati. Namun jangan letakkan harapan terlalu tinggi.

Kekecewaan terlalu pahit untuk ditelan, terlalu payah untuk dilupakan namun dalam cinta pasti akan merasai kecewa dan dikecewakan walau bukan itu matlamat dalam setiap percintaan.

Kadangkala orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cintanya padamu kerana orang itu takut kau berpaling dan menjauhinya. Dan bila dia suatu masa hilang dari pandanganmu….kau akan menyadari dia adalah cinta yang tidak pernah kau sadari….

Cinta suatu yang indah, cinta boleh buat kita gundah, cinta buat hati berdarah dan cinta jua boleh membawa kekesalan yang tak sudah.

Cinta sejati adalah cinta seorang istri yang solehah kepada suaminya yang soleh.

Tanyamu

hidup ini sesungguhnya mudah dan sederhana jika anda tidak banyak tuntutan. karena sesungguhnya hidup ini penuh dengan kebahagiaan jika anda tak dikuasai oleh ilusi,ambisi dan keakuan.

Kamis, 09 Oktober 2008

TERINGAT PADAMU SAYANG...

Disaat kusendiri
Teringat dirimu yang jauh disana
Apa kabarmu ?

Terbayang candamu
Yang selalu membuatku bahagia
Tiada rasa duka

Kasih percayalah
Cinta dan sayangku hanya untukmu
Walau jarak telah memisahkan kita
'Tak perlu engkau resah
Yakinlah ...
Kita akan bersama selamanya ...

Dunia berbintang ketika kau tersenyum
Hujan bergemerincing pelan menyejukkan hati disela tawamu yang hangat
ada setia yang kuberikan dalam uraian kasihku
Diam diri menahan sejuta asa
Bibirku kelu tak berdaya
Debar hati kian berpacu
Dalam setiap nadiku
Kala wajahmu melintas di kalbu
Teriak batinku " Aku mencintaimu "

Minggu, 05 Oktober 2008

MOHON MAAFKAN LAHIR DAN BATHIN

Sinaran Mentari mempesona dunia dengan memerah jingga ….
Cristal kecil yang bergelantungan di daun menawarkan keindahan dari bias sinarnya ….
Kini semburat jamrud Cristal gerimis itu mulai berjatuhan dan menghilang,.....

Diiringi gema takbir, tahmid dan kidung pujian tuk’ Illahi ....
Keceriaan sang dewi malam muncul dengan anggunnya ...
Memberikan tanda bahwa sudah saatnya Ramadhan pergi ....
Kesedihan dan kegembiraan bergantian saling mendahului mengisi relung hati ..
Kucoba mengukir senyum kemenangan mengiringi perjalanan kepergian ramadhan tahun ini ....

Aku harus yakin ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin ....
Aku juga harus yakin ini bukan ramadhan yang terakhir untukku .....

Kebersamaan dalam kepedihan yang selama ini kita alami ...
keindahan dan keceriaan yang kita lewati ....
Menggoreskan luka dan tawa ....
Tiada maksud luka kutanam , tiada keinginan dosa kusebar .. ..
Setahun tlah berlalu engkau selalu bersabar ....

Diiringi gema takbir yang meninabobokan bumi ....
Di payungi magfirah yang menyelimuti alam ini
Semoga kesalahan dan kekeliruan bisa kujadikan pernik perhiasan hati ...
Tuk selalu mengingatkanku agar tidak mengulangi ....

Awan putih berterbangan berarak bukan lah berarti tidak akan ada hujan ...
Persahabatan dan persaudaraan pasti ada riak dan gelombang ...
Biarlah itu semua memperindah lukisan perjalanan kita dalam kehidupan
Tiada dosa berkerak yang tak terma’afkan .....
Semoga andika sudi tuk mema’afkan segala kesalahan dan kekhilafan ..

Selamat hari raya Iedul Fitri , 1 Syawal 1429H mohon maafkan saya zahir dan bathin